Kalau bicara soal penyakit, pastilah semua ada penyebabnya, dari
mulai terjangkit virus, tertular dari si penderita atau kurangnya
menjaga kesehatan. Dan intinya itu semua berasal dari dunia luar. Namun
ada satu jenis penyakit yang hampir pasti dimiliki setiap individu di
seluruh dunia ini. Penyakit yang dimana sumbernya berasal dari diri sendiri dan cara menyembuhkannya terbilang unik, bukan dengan obat
herbal ataupun ramuan - ramuan atau obat - obatan mujarab melainkan dari diri sendiri dan
ketaqwaan kepada sang pencipta. Karena penyakit yang satu ini bukan berasal
dari virus ataupun bakteri hidup, melainkan penyakit ini dinamakan 'penyakit hati'. Dalam arti jiwa yang terjangkit
penyakit tersebut. Efek jika terjangkit penyakit ini bukan lah sakit pada
beberapa anggota tubuh, namun bisa berakibat bertambahnya 'dosa'. Karena
jika seseorang telah terjangkit penyakit ini, urusannya bukan hanya
kepada sesama manusia tapi bisa langsung ke Sang Pencipta.
Contoh yang akan dijelaskan adalah penyakit serakah. Orang yang selalu merasa berkurangan padahal nyatanya sudah
berkelebihan, biasa disebut dengan istilah serakah atau tamak. Orang
serakah biasanya menginginkan agar dirinya memiliki sesuatu paling
banyak. Keinginannya itu tidak pernah berhenti. Apa yang sudah
dimiliki, sekalipun sudah terlalu banyak, masih selalu dirasa kurang,
dan karena itu masih ingin berusaha menambahnya.
Sekalipun kekayaannya sudah sedemikian besar, orang masih saja
berusaha menambahnya lagi dengan berbagai usaha, misalnya berternak
berbagai jenis binatang, ada sapi, kerbau, kambing, kucing, anjing,
dan bahkan ular dipelihara. Dengan begitu, ia bangga
atas kepemilikannya itu. Padahal apakah semua kekayaannya itu akan
dikunsumsi?. Jawabnya, tentui saja tidak. Bagi mereka yang penting
adalah berhasil merasa memiliki sebanyak - banyaknya. Itulah yang
disebut sebagai orang serakah atau tamak.
Kadang sedemikian banyak jumlah kekayaan seseorang, yang jika
dibanding dengan kebutuhannya sudah jauh berlebihan. Akan tetapi,
kekayaan itu untuk memenuhi keinginannya. Apa yang diinginkan masih jauh lebih banyak
dari yang dimiliki. Sekalipun hartanya sudah banyak, dirasa masih kurang banyak
lagi. Lagi-lagi, itu terjadi karena sifat serakah yang ada padanya.
Gambaran seperti itu menunjukkan bahwa keinginan memang tidak ada
batasnya. Jika nafsu itu tidak bisa dikendalikan, maka berapapun harta
yang ada, tidak akan mencukupi. Sifat itu tidak saja menjadikan yang
bersangkutan menderita,
tetapi juga berakibat buruk terhadap orang lain. Perluasan usahanya
itu, tidak jarang berakibat mempersempit dan bahkan mematikan usaha
orang. Ekonomi orang kecil menjadi mati dan atau setidak-tidaknya
sulit dan kalah bersaing.
Islam mengingatkan, jangan menjadi orang serakah atau tamak.
Terlalu mencintai harta disebut sebagai hubbul mal, dan hal itu
adalah termasuk bagian dari akhlak buruk yang seharusnya dijauhi.
Seseorang boleh-boleh saja mencari rizki, tetapi usaha itu tidak
selayaknya dilakukan hingga keterlaluan, sampai pantas disebut sebagai
orang serakah atau tamak, sehingga berakibat lupa mengingat Allah.
Orang
serakah atau tamak membahayakan orang lain. Negeri yang kaya sumber
alam sekalipun, seperti negeri kita ini, ternyata rakyatnya masih
banyak yang miskin, hanya karena disebabkan oleh banyaknya orang
serakah atau tamak itu. Mereka terlalu mencintai harta, dan selalu
berusaha memenuhi keinginannya, tanpa peduli dengan sesamanya yang
miskin. Maka dari itu sifat serakah atau tamak harus dijauhi dari diri masing-masing.
No comments:
Post a Comment